Artis musik legendaris Indonesia Fariz RM di tahun 2025 tersandung kasus narkotika
Jakarta, 11 September 2025 Rasio news —
Artis musik legendaris Indonesia Fariz Roestam Moenaf di tahun 2025 ini tersandung kasus penyalahgunaan narkotika dan dibawa ke depan meja hijau persidangan di wilayah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Pada sidang putusan tuntutan dakwaan yang dilaksanakan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada hari Kamis (11/9), Fariz RM lelaki kelahiran Jakarta, 5 Januari 1959 keturunan Belanda, Betawi dan Minang itu divonis hukuman pidana selama 10 bulan penjara dengan disertakan hukuman subsider 2 bulan dan diwajibkan membayar uang pengganti sebesar 800 juta rupiah.
Fihak Fariz RM dengan disertai penasihat hukumnya menyatakan menerima putusan tersebut dan tidak akan mengajukan upaya hukum persidangan banding. Sementara itu, pihak jaksa penuntut umum masih menyatakan sikap “pikir-pikir” dan memiliki waktu tujuh hari untuk menentukan langkah hukum selanjutnya.
“Ketika terdakwa menerima putusan dakwaan dengan lapang dada, artinya beliau puas dengan putusan ini. Kami berharap jaksa tidak akan mengajukan persidangan banding sehingga klien kami bisa segera menjalani putusan dan proses hukum lekas selesai,” ujar penasihat hukum Fariz RM. usai sidang.
Fariz RM. diketahui sudah menjalani masa tahanan sekitar 7 bulan, sehingga dengan vonis tersebut ia hanya perlu menjalani sisa pidana sekitar 3 bulan. Kuasa hukum juga berencana segera mengajukan permohonan pembebasan bersyarat, mengingat kliennya telah memenuhi syarat menjalani 2/3 masa hukuman.
Persidangan pembacaan putusan dakwaan ini terbuka untuk umum, sehingga keluarga maupun masyarakat dapat mengetahui perkembangan perkara secara langsung di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan & dapat juga melalui pemberitaan media.
Fariz RM sendiri merupakan seniman musik serba bisa yang menguasai dengan baik olah vokal dan permainan alat musik mulai dari gitar, drum, keyboard organ, piano, perkusi. Fariz RM musisi penyanyi lulusan Institut Teknologi Bandung program study Seni rupa ini mewarisi darah seni dari kedua orang tuanya, ayahnya seorang penyanyi RRI Jakarta, sedangkan ibunya seorang pianis pelatih. Fariz RM pada tahun 1980 sempat menggarap proyek musik pada album keduanya ; Sakura dengan sistem overdubbed ; memainkan berbagai alat musik drum, keyboard, gitar, bass, perkusi sendirian, yang terinspirasi dari artis musik dan aktivis sosial yang memainkan sendiri alat-alat musiknya dalam sejumlah album rekamannya, penyanyi legendaris tuna netra Amerika Serikat, Stevie Wonder.
Fariz RM adalah musisi di Indonesia yang pertama menawarkan konsep musik fusion, yang menginspirasi kelompok2 musisi papan atas Indonesia seperti; Krakatau, Karimata, Emerald, dan lain-lain. Fariz RM menghasilkan buah karya-karyanya tidak hanya di negeri Indonesia sendiri, tetapi juga internasional luar negeri. Selama 25 tahun kariernya di dunia musik entertainmen sejak tahun 1978 hingga 2003, Fariz telah menghasilkan 20 album solo, 72 album kolaborasi, 18 album soundtrack, 27 album produksi di mana dia berperan sebagai produser, serta 13 album internasional yang dirilis di Eropa dan Asia Pasifik. Di antara lagu-lagu ciptaannya yang terkenal hingga sekarang adalah “Barcelona“, “Nada Kasih” (duet dengan Neno Warisman), “Susie Bhelel“, “Menggapai Bintang” (Symphony), “Selamat Untukmu” (Jakarta Rhythm Section), dan “Renungan” (Dibayang Dewasa) yang menampilkan duet Fariz RM dengan Marissa Haque.
Pada pertengahan 1990-an, Fariz pernah menciptakan jingle untuk salah satu stasiun televisi swasta Indonesia, RCTI bertajuk “RCTI Oke” yang ditampilkan dalam station identification RCTI seperti versi Pasar Terapung, Rumah Gadang (versi anak naik tangga), GBK (versi 2 anak menonton TV di dalam lapangan), Laut, Sawah, Becak dan Pesta Kebun yang mulai ditayangkan pada 24 Agustus 1994 hingga 24 Agustus 2008 (meski sempat vakum pada 2006 – 2007 setelah versi Pesta Kebun tidak dipakai pada 2006 dan versi Becak yang sudah tidak dipakai lagi saat RCTI berubah logo pada 20 Agustus 2000).
Fariz pernah ‘menghilang’ sekitar 10 tahun dari panggung musik Indonesia. Untuk membuktikan eksistensinya, Fariz menggelar konser terbesarnya, yaitu Pergelaran Zaman Emas Fariz RM, 21 Agustus 2003 di Plennary hall, JCC Senayan Jakarta. Konser tersebut menghadirkan pula keponakannya, Sherina Munaf, Reza Artamevia, Titi DJ, Katon Bagaskara, Warna, /rif, dan Syaharani. Tak hanya itu, Dwiki Dharmawan ditunjuk untuk menggarap komposisi lagu dalam konser tersebut.
Di bulan Oktober 2008, Fariz RM bersama penyanyi & musisi Dian Pramana Putra meluncurkan sebuah karya baru di album baru yaitu Fariz RM & Dian Pramana Putra in Collaboration. Di album ini, Fariz dan Dian berkolaborasi dengan Sandhy Sondoro, Fatin Shidqia, Angel Pieters, 3 Composer, dan lain lain (Wikipedia). Fnd RNC.