Kota Pekalongan-Rasuonews, AK (53), pegawai bagian keuangan di salah satu BUMD Kota Pekalongan, mengaku ditekan dalam pekerjaannya. Ia setiap hari memeriksa, mencatat, dan mengesahkan laporan keuangan. Namun di balik rutinitas itu, AK menyebut sering menghadapi tekanan dari atasan.
“Pernah saya kembalikan pengajuan yang tidak wajar. Bukannya diperbaiki, malah kabag menyobek berkas di depan saya,” kata AK, Jumat (22/8/2025).
Penolakannya membuat AK dijauhi rekan kerja. Ia dianggap penghalang, bahkan kerap dimarahi atasan. Saat menolak pengajuan dana besar, direktur justru memaksanya menandatangani. “Kamu tanda tangan saja, saya yang tanggung jawab,” ucap direktur, seperti ditirukan AK.
Hasil audit kemudian menyebut BUMD tempat AK bekerja merugi hingga ratusan juta rupiah. Namun, semua kesalahan diarahkan kepadanya.
“Saya difitnah. Padahal saya tidak pernah terlibat dalam pembelian atau penggunaan dana. Saya hanya bagian keuangan,” tegasnya.
AK merasa dijadikan tumbal. Ia pun bertekad akan membuka semua praktik kotor di kantornya bila dimintai keterangan.
“Kalau nanti diperiksa, saya bongkar semuanya. Kabag, direktur, bagian pembelian, semua. Ibarat cucian, mereka yang makan, saya yang disuruh nyuci. Itu tidak adil,” ujarnya. (Tim)
Audit Rugi Ratusan Juta, Pegawai BUMD Pekalongan: “Saya Difitnah”

Tinggalkan Ulasan