RasioNews.com l Teluk Bintuni Papua Barat,– Malam hari setelah pemungutan suara Pilkada Teluk Bintuni, Rabu (27/11/2024), kubu paslon DAMAI menerima laporan dari tim sukses juga para saksi terkait dugaan kecurangan di TPS saat proses pemungutan suara berlangsung. Setelah data-data itu terkumpul, kubu paslon DAMAI menyampaikan aspirasi ke Bawaslu dengan membawa bukti yang ada, pada malam hari sekira pukul 23.30 WIT.
Paslon bupati dan wakil bupati nomor urut 2, Daniel Asmorom dan Alimudin Baedu (DAMAI) mendatangi Bawaslu bersama tim sukses, relawan dan ratusan simpatisannya. Mereka diterima Ketua Bawaslu, Supiah Tokomadoran dan anggota lainnya. Kedatangan paslon DAMAI ini mendapat penjagaan dari aparat Polres Teluk Bintuni.
Dari Bawaslu, mereka melanjutkan menuju kantor KPU. Massa sempat marah karena tidak diizinkan masuk ke dalam areal kantor KPU. Massa sempat membakar ban mobil bekas di jalan tepat di depan pintu masuk kantor KPU. Sekira pukul 02.00 WIT, bantuan pengamanan dari Brimob tiba.
Perwakilan massa diizinkan masuk kantor KPU untuk membuktikan ada tidaknya komisioner KPU. Setelah dipastikan tidak ada, massa pun membubarkan diri dengan baik.
Esok harinya, Kamis (28/11/2024), sekira pukul 16.00 WIT, Paslon DAMAI dan ratusan simpatisannya kembali mendatangi kantor KPU untuk menyampaikan aspirasi dugaan kecurangan Pilkada yang terstruktur, sistematis, masif (TSM). Kali ini Paslon DAMAI dan tim hukum serta beberapa tim sukses diterima Komisioner dan Sekretaris KPU.
Informasi yang diterima media ini, ada dua tuntutan yang disampaikan ke KPU. Yaitu, penghentian sementara proses pengitungan/rekapitulasi suara tingkat distrik (PPD), dan pemungutan suara ulang (PSU) di 47 TPS di Distrik Bintuni dan Distrik Manimeri karena adanya dugaan kecurangan yang TSM.
Pukul 18.00 WIT, paslon nomor urut 3, Robert Manibuy dan Ali Ibrahim Bauw (ROMA), dengan sejumlah massanya tiba di Kantor KPU dan ikut bergabung dalam pertemuan dengan pihak KPU. Pada kesempatan itu, Paslon ROMA meminta Pilkada diulang juga karena dugaan adanya kecurangan.
Sekira pukul 20.00 WIT, beredar informasi di sekitaran kantor KPU, bahwa pada prinsipnya, pihak KPU sepakat dengan aspirasi yang disampaikan kedua Paslon. Untuk itu, KPU manyarakan kedua paslon meminta semacam surat rekomendasi kepada Bawaslu. Setelah itu, kedua paslon dan simpatisannya menuju kantor Bawaslu.
Sekira pukul 20.30 WIT, mereka tiba di kantor Bawaslu. Paslon ROMA, Alimudin Baedu, tim hukum dan tim sukses, diterima Ketua Bawaslu dan komisioner lainnya. Pada pertemuan ini pihak DAMAI dan ROMA sepakat minta agar proses rekapitulasi suara tingkat PPD dihentikan sementara. Pihak DAMAI juga meminta PSU di 47 TPS tersebut. Sedangkan ROMA meminta Pilkada ulang.
Pertemuan sedikit memanas karena pihak Bawaslu tidak segera memberikan jawaban pasti terkait surat rekomendasi sesuai arpirasi yang mereka sampaikan. Sementara ratusan massa di halaman kantor Bawaslu mulai marah.
Ketua Bawaslu menyampaikan agar paslon memberikan tambahan bukti-bukti sebagai dasar mengeluarkan surat rekomendasi PSU dan itu diiyakan kedua paslon. Kemudian kedua paslon malam itu hanya meminta Bawaslu mengeluarkan surat rekomendasi penghentian sementara rekapitulasi suara di tingkat distrik untuk segera disampaikan ke KPU.
Namun pihak Bawaslu tidak segera menjawabnya. Bahkan Bawaslu dan pihak kedua paslon mengadakan pertemuan khusus di lantai 2 kantor Bawaslu. Pihak Bawaslu berkoordinasi dengan Bawaslu Provinsi Papua Barat terkait permintaan tersebut.
Akhirnya pada pukul 01.30 WIT, Jumat (29/11) dini hari, Ketua Bawaslu membacakan keputusan bawah Bawaslu tidak bisa menerbitkan surat rekomendasi penghentian sementara rekapitulasi suara tingkat PPD/distrik.
Setelah itu, Alimudin Baedu kepada massa menjelaskan proses perjuangan paslon DAMAI dan ROMA di KPU dan Bawaslu. Pihaknya juga akan mengumpulkan alat bukti tambahan untuk mendukung tuntuan PSU ulang di 47 TPS tersebut. Begitu juga pihak paslon ROMA untuk mendukung tuntutan Pilkada ulang.
Alimudin Baedu pun meminta kepada massa simpatisannya untuk pulang ke rumah masing-masing dengan tertib. Ia juga meminta aparat kepolisian termasuk Brimob untuk mengawal kepulangan massa. Akhirnya, massa membubarkan diri dengan tertib.
Reporter: Iskandar